Kajian proses
hidrologi mencakup pembahasan sederetan unsur-unsur yang terdapat dalam siklus hidrologi.
Secara garis besar dalam kajian ini proses hidrologi akan dipilah jadi dua,
yaitu ketika masih ada di atmosfer dan setelah ada di daratan. Kajian pertama
dimasukan dalam kajian air di atmosfer dan yang terangkum di dalamnya adalah
evaporasi, transpirasi, kondensasi dan presipitasi; sedangkan kajian kedua
adalah kajian air di atas dan bawah muka bumi yaitu meliputi intersepsi,
infiltrasi, perkolasi, airbumi dan limpasan permukaan (Seyhan, 1977).
Kajian air di
atmosfer dapat dilihat pada materi klimatologi sedangkan pada tulisan ini titik
berat pembahasan pada air yang ada di atas dan bawah muka bumi. Air dari
presipitasi yang jatuh di muka bumi dapat dipilah jadi 2 kelompok
berdasarkan lokasi jatuhnya, yaitu vegetasi dan atau lahan terbangun (building
area) serta tanah permukaan. Air presipitasi yang tertangkap/terintersepsi
oleh vegetasi, sebagian akan menguap dan sebagian lain akan jatuh ke tanah
permukaan melalui proses drip, stem flow,
dan through fall. Air dari tetesan tajuk daun ataupun
aliran batang tersebut akan masuk ke tanah permukaan (top soil) melalui
proses infiltrasi bersama dengan air presipitasi yang jatuh langsung ke
permukaan tanah. Tahap lanjutan setelah proses infiltrasi adalah perkolasi
yaitu mengisi lapisan tanah jenuh (saturation zone) dan menambah
cadangan airbumi (groundwater). Air hasil proses infiltrasi dan
perkolasi akan bergerak menuju ke daerah yang tekanan hidroliknya rendah
dan keluar sebagai mata-air di sungai, danau ataupun laut.
Apabila
intensitas presipitasi tinggi sedangkan kapasitas maksimum infiltrasi telah
terlampaui maka tahap selanjutnya adalah terbentuknya tegangan tipis dari air
presipitasi di permukaan tanah (surface detention). Tegangan
ini akan semakin menebal untuk kemudian mengalir secara laminar hingga turbulen
di atas permukaan tanah yaitu menuju ke daerah yang topografinya lebih rendah. Air
dari limpasan permukaan (surface runoff) akan bergerak atau
mengalir menuju sungai (channel flow), kemudian dilanjutkan menuju laut.
Air yang terdapat di badan air (sungai, danau ataupun laut), tanah dan vegetasi
akan mengalami proses evaporasi untuk kemudian menjadi presipitasi kembali dan
mengikuti daur hidrologi selanjutnya.
Sumber :
Seyhan, E. 1977. Dasar-Dasar
Hidrologi. Terjemahan. Subagyo, Sentot. Fundaentals Of Hydrology. Gadjah
Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar